Senin, 24 Maret 2014

Supersemar, Surat Perintah Sebelas Maret 1966.

Awal Oktober 1966, mulailah kuliah di jurusan Elektroteknik ITB. Namun untuk semester pertama, banyak kuliah yang sifatnya umum, seperti matematika, fisika, kimia dlsb, sehingga yang mengikuti kuliah matematika misalnya ada pengelompokan dari beberapa jurusan, seperti elektroteknik, geodesi, geofisika, disatukan kuliahnya dalam satu semester pertama itu. Mula-mula kuliah berjalan normal, lama-lama situasi perpolitikan di Jakarta merembet ke daerah, terutama ke Bandung. Sikap Presiden Soekarno yang tidak jelas kepada Pemberontakan G30S, Gerakan 30 September, membuat situasi makin kacau. Terbunuhnya beberapa Jenderal,yang oleh G30S/PKI dicap sebagai Dewan Jenderal, membuat masyarakat bingung. Tampilnya Jenderal Soeharto, yang semula adalah tokoh yang kurang diperhitungkan, membuat mahasiswa mulai berani melakukan demonstrasi yang terkenal dengan Tritura, Tri Tuntutan Rakyat, Tiga Tuntutan Rakyat,yaitu Turunkan Harga Bahan Pokok yang telah melonjak naik, Turunkan Harga Bahan Bakar dan Bubarkan PKI. Dari hari ke hari, mulai masyarakat demonstrasi yang dipelopori oleh mahasiswa dgn organisasinya KAMI, Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia. Kuliahpun mulai terganggu, dari hari ke hari, mahasiswa hanya demonstrasi saja, maka Pemerintahpun akhirnya mengundur masa perkuliahan, yang tadinya dimulai kegiatan itu bulan September diundur menjadi bulan Januari tahun berikutnya. Walau demikian kuliah belum juga lancar, akibat sikap Presiden Soekarno yang masih belum tegas. Namun situsi baru tenang, setelah Presiden Soekarno, mengeluarkan Surat Perintah kepada Jenderal Soeharto,yang saat itu sudah menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat, yang kemudian hari lebih terkenal, sebagai Surat Perintah Sebelas Maret,karena dikeluarkan pada tanggal 11 Maret 1966, yang intinya memberi wewenang kepada Jenderal Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu, demi menjaga stabilitas dan kemanan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemimpin Besar Revolusi Indonesia Soekarno. Secara perlahan tapi pasti, kekuasaan pindah dari Soekarno ke Soeharto, dan bersamaan dengan itu kondisi Negarapun normallah, dan perkuliahanpun normal juga, walau kemudian hari terpaksa diadakan penyesuaian waktu perkuliahan kembali seperti semula, maka secara keseluruhan rugilah satu tahun bangsa dan negara,karena secara akademis dalam satu tahun itu tidak ada menghasilkan sarjana baru, namun masyarakat menjadi tenang, karena PKI sudah dibubarkan dan ditumpas sampai keakar-akarnya. Puji Tuhan !







Tidak ada komentar:

Posting Komentar