Rabu, 12 Maret 2014

Menjadi Saksi Pemberontakan PRRI.

Saya jadi murid SMP Negeri Pangururan, mulai tahun 1959 sampai tahun 1962. Ditahun-tahun itulah terjadi Pemberontakan PRRI, Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, yg berdalih bahwa Pemerintah Pusat tidak memperhatikan Daerah. Serentak dengan itu timbul juga Pemberontakan Permesta. Kalau PRRI berpusat di Sumatera, di kota Padang, maka Permesta berpusat di Sulawesi di kota Manado. Semula PRRI dapat dukungan dari masyarakat Sumatera, namun lama-lama dukungan itu menurun dan hilang, ada beberapa penyebabnya antara lain karena nyata-nyata PRRI dibantu oleh AS, dan kemudian setelah bantuan itu tidak ada lagi, para tentara PRRI mulai ngawur, mulai melakukan tindakan tidak terpuji. Saya saksikan sendiri gimana para tentara pemberontak itu dimalam hari turun dari gunung (dolok),lalu mereka seenaknya ngambilin jualan kami di kampung,ya kue,ya gula,ya beras,apa saja diambil. Itu kejadian kebetulan aku pulang dari Pangururan ke Simarmata pada hari Sabtu, malamnya datanglah para tentara pemberontak itu. Tentara Pusat,yang diwakili oleh Siliwangi, dgn cantiknya, cepat dapat memikat hati rakyat, ngajak main bola bersama,dan kegiatan lain, maka tentara Pusat dalam hal ini Siliwangi, cepat menguasai Samosir. Teringat bagaimana TNI itu memasuki Pulau Samosir melalui Tele, kaki Gunung Pusuk Buhit, begitu mereka sampai di Tanjung Bunga,dekat Tano Ponggol, jembatan yg menghubungkan pulau Samosir dan pulau Sumatera, mereka mengadakan tembakan-tembakan peringatan,dan kamipun masuk daerah yang agak tersembunyi, dari  peluru,tepatnya kami bersembunyi di bawah rumah. Menyedihkan memang,kalau perang dengan Belanda jelas siapa musuh,tapi kalau perang Saudara, sungguh merepotkan,dan menyedihkan,karena banyak korban yg tidak perlu.Kira-kira tahun 1962, saat aku meninggalkan Pangururan, PRRI sudah kembali kepangkuan ibu pertiwi. Untuk Daerah Sumatera Utara, Pangdam Kodam Bukit Barisan Kol M.Simbolon terlibat sepenuhnya dgn PRRI dan bertindak sbg Menlu PRRI,dan Let Kol Jamin Ginting mantan Kepala Staf Kodam, menjadi Panglima Kodam Bukit Barisan.Semoga hanya sekali itulah ada perang saudara di negara kita ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar