Rabu, 26 Maret 2014

Pulang ke Sumut dan Masuk GMKI.

Setelah aku jadi Sarjana Muda, mulai terasa ada kebutuhan harga menghargai, ada kebutuhan mulai bermasyarakat, karena nanti kalau aku lulus sebagai Sarjana, Ir, apakah aku akan tetap begini, seorang anak muda yg bernama Berlin Simarmata, adalah seorang pemalu, seorang yang cenderung merasa rendah diri, jelas penyebabnya ini karena aku adalah seorang Pemalu, dan sangat kurang bergaul, terutama dikalangan muda mudi, sangat terbatas. Maka kuputuskanlah, saya akan masuk GMKI, sebagai organisasi mahasiswa kristen Indonesia, jelasnya sebagai anak gereja di kampus. Namun sebelumnya aku pulang dulu ke kampung, sudah hampir tiga tahun,aku nggak pernah pulang, kawan-kawan ada yang setiap tahun pulang ke Sumut kalau selagi liburan panjang. Saya sadar akan posisi keuangan orang tuaku, yang serba terbatas, maka sudah kurencanakan nantinya ditengah perjalanan kuliah pulang sekali,lalu setelah lulus Sarjana,pulang dulu sebelum cari kerjaan. Aku naik kapal dari Tanjung Priok, dalam perjalanan dilaut, selama tiga hari dua malam, kapal kami merapat di Belawan,aku naik kendaraan umum langsung ke Tebingtinggi. Rumah kami sudah pindah dari kampung Bandarsono ke rumah yang ada didepan Brimob, tepatnya jalan Siantar, atau jalan Sudirman sedangkan dibelakang rumah adalah jalan Thamrin. Setelah beberapa hari saya di Tebingtinggi, terasalah ada beberapa perubahan hidup kami, adikku Rentinawaty sudah sempat masuk Sekolah Perawat di RS Rambutan, akhirnya kubatalkan agar masuk SMA saja, dan masuk di SMA Negeri Tebingtinggi. Riomsi masih kelas tiga SMP, dan Ober sudah kelas satu SMP Katholik. Ada memang perobahan hidup kami,yang kelihatannya makin baik, namun makin berat dari segi pembiayaan hidup. Namun Tuhan memberi jalan juga,ibukupun mulai ikut dagang di Pajak,macam-macamlah dagangnya. Akupun pulanglah ke Samosir melihat Ompungku yang sudah usia lanjut, namun Ompungku selalu bangga akan diriku,dan aku adalah cucu yang paling disayang, bagi orang Batak aku adalah panggoarinya, disebut juga dongan sagoar, karena namaku lah yang melekat seterusnya dalam diri Ompungku. Setelah dari Samosir, beberapa malam di Tebingtinggi, aku ke Medan menyampaikan ada titipan teman marga Silalahi Sidabariba, kepada adik-adiknya di Medan dan surat kepada orang tuanya,yang saya panggil Tulang, karena Ibu saya boru Silalahi Sihaloho. Tak disangka aku diajak tidur dirumahnya, dan akupun mau saja, satu malam, besoknya aku sudah langsung menemui teman-teman, terutama Cinta Pertamaku KN, rupanya dia sudah akan menikah dalam waktu yang tidak lama lagi dengan marga Siahaan, yang baru saja lulus dari Fakultas Pertanian USU, pantas dia tidak mau lagi membalas suratku selama ini. Kami berpisah secara baik-baik teorinya,namun dalam hati sakit juga,namanya juga Cinta Pertama. Kemudian setelah semua urusan beres,aku balik lagi ke Tebingtinggi,dan ada acara kumpul keluarga, sebelum aku berangkat balik ke Bandung. Di Medan aku sempatkan menemui Tulang Silalahi Sidabariba,siapa tau ada kirimannya buat anaknya yg teman saya itu, ternyata beliau tidak ada dirumah,aku pesan sama Nan Tulang itu, lalu tanpa kuduga muncul putrinya yang masih remaja,katanya anak SMP kelas tiga,he....boleh juga,namanya DS, sempat kucandai, nanti kamu kutunggui lho,he.......besoknya melalui kapal lagi dari Belawan, merapat di Tanjung Priok,bermalam satu malam di rumah abang Rajain Simarmata,lalu ke Bandung. Di Bandung,rencana masuk GMKI,kurealiser, ikut masa perkenalan, lalu diterima jadi anggota. Pada saat pesta inagurasi, aku terpilih jadi Ketua Pesta,kuajak ada teman sekuliah, namanya Oloan Hutagalung, dia sedang pacaran dgn Rose boru Simanjuntak,lalu boru Simanjuntak ini ngajak temannya boru Tambunan dua-duanya mahasiswi Teknik Penyehatan, dikenalin sama aku, namun kurang matching,he.....akhirnya berlalu demikian saja. Itulah kenangan mahasiswa di Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar