Selasa, 11 Maret 2014

Menjadi Murid Sekolah Dasar (SR) Negeri Simarmata.

Selama menjadi murid SD Negeri Simarmata, ada beberapa hal yang terkenang dalam hatiku :
1.Saya masuk SD itu, dari segi usia sebenarnya sudah mendekati, karena bulan Agustus tahun 1953,saya sudah berusia hampir enam tahun, namun penerimaan adalah bulan Juli, jadi kurang sedikit, ditambah lagi tangan kanan saya tidak dapat menjangkau telinga kiri melalui atas kepala, atau sebaliknya tangan kiri tak dapat menjangkau telinga kanan melalui atas kepala, maka jadilah oleh Kepala Sekolah Dasar kami,saya jadi murid Pendengar aja dulu,nanti kalau mampu jalan terus,kalau tidak mampu yah ngulang, eh taunya malah saya jadi juara kelas,he....narsis juga nih.....!Kepala SD itu adalah Amangtua J.Simarmata.
2. Dulu di kelas satu SD, ada guru kami Amang Simanihuruk, orangnya tinggi besar, namun kalau kami tidak dapat menjawab pertanyaannya,nggak segan-segan, mukul pakai belebas panjang, dan bisa jadi belebasnya sampai patah. Ampun akupun pernah sekali kebagian akan pukulan itu,teman-teman ada yg berkali-kali, namun kami sangat hormat padanya,karena itulah cikal bakal semua sekolah,yah di kelas satu itu.
3. Dikelas tiga SD, saya ingat saya sering bolos,karena setiap hari Senin, saya harus ke Haranggaol, hari pekan, belanja untuk keperluan barang-barang yg dijual di kedai kami,ibuku buka kedai kopi dan jualan barang keperluan sehari-hari.Ibu ku sakit beberapa lama, dan Ayahku juga sakit beberapa lama di RSU Tarutung.Walau aku sering bolos, guruku rupanya cukup mengerti, dan melihat kpd kenyataan bahwa aku bisa juga mengikuti pelajaran, malah kalau nggak juara satu yah juara dualah. ini atas pertolongan Tuhan.
4. Kelas enam,kami akan ujian akhir di Pangururan,kami semua kelas enam berangkat ke Kota Terbesar di Pulau Samosir itu, semalaman kami anak-anak ketawa-ketawa saja, karena senang bisa masuk rumah makannya pak Saragi, kami tidur dilantai atas, dan besok paginya siap-siap menuju ke Ruangan Ujian. Kuingat kami ditempatkan di SD Negeri 2 Pangururan, Hariaratolu. Perasaan santai saja, karena senang bisa masuk kota. Tatkala keluar Pengumuman hasil ujian, satu-satunya murid yg dapat hasil ujian Berhitung sepuluh,hanya aku, Yah Tuhan Maha Besar Kau,aku sama sekali nggak nyangka.Saat itu Kepala SD adalah Amanguda Cy.Simarmata,yg kemudian hari terkenal karena anaknya WTP,jadi Ephorus HKBP.
5. Saya kurang jelas,tapi kira-kira aku kelas tiga SD kali yah, Ompung Boruku dipanggil Tuhan, Ayahku yang sangat sayang akan Ibunya, sepeninggalnya jatuh sakit, dan berobat dirumah Tulangku di Perdagangan. Mungkin aku sudah kelas empat atau lima,Ompungku Doli, Ibuku,dan aku pergi melihatnya ke Perdagangan. Nah ditengah jalan,antara Siantar dan Perdagangan, tepatnya km 6, mobil yang kami tumpangi terbalik, entah apa penyebabnya aku nggak jelas,yg kuingat Ompungku luka di hidungnya, Ibuku luka di dahinya,dan aku aman-aman saja, kami semua dibawa ke RS Pematang Siantar. Yah begitulah kadang kehidupan, maksud mau lihat Ayahanda,malah kami tiga orang masuk RSU Siantar,disinilah kuingat Tuhan menolong kami melalui Keluarga Tulang/Ompung Sipayung,yang sangat dikenal dikampung kami,namanya Mangapil Sipayung, abangnya dipanggil Uda sama Ibuku. Semua yang terjadi sepengetahuan Tuhan ! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar