Sabtu, 15 Maret 2014

Menjadi murid SMA Negeri Tebingtinggi-Deli.

Kini aku jadi orang Tebing,kata orang kota Lemang, saat itu Walikota Tebingtinggi ada, Bupati Deli Serdang juga ada dikota yg sama, namun beberapa tahun kemudian,pindah ke kota Lubuk Pakkam. Rumah kami sekarang ini ada di Kelurahan Bandarsono, sebelumnya aku sempat ingat kami ada dirumah kontrakan di bahagian dalam daerah km dua, lalu pindah ke km satu, percis di jalan yang berpisah dua,bila datang dari Pematang Siantar, yang satu langsung menuju kota Medan, melalui kota Tebing juga,yang satu masuk kota dulu, tepatnya kestasiun bus dalam kota,baru melanjutkan perjalanan ke berbagai kota,ada yg ke Medan, ada yang ke Rantau Parapat, ada keberbagai  daerah perkebunan disekitar kota Tebing itu. Setiap pagi aku berangkat dari rumah pkl 06.00 pagi, naik sepeda, mampir sebentar ke Pajak Kain, tempat bapakku berjualan kain, membantu bapak buka usahanya,biasanya aku disuruhnya aku minum teh susu,lalu melanjutkan perjalanan ke arah Timbangan, jalan menuju Medan. Pelajaran dimulai kira-kira pkl 7.30 wib,aku masih pakai celana pendek, dan sepatu karet, di Pangururan selama ini, celana pendek juga, namun tanpa Sepatu. Semula aku dianggap 'rendah' oleh kawan-kawan, biasalah,karena kelihatan sekali kampungannya,he....,namun setelah ujian kwartal, aku yang mereka tidak anggap, ternyata aku yang juara kelas, alangkah kagetnya mereka semua, dan itu berlangsung selama aku jadi murid SMA Negeri Satu Tebingtinggi (saat itu SMA baru satu saja ). Kelas dua mulai aku pakai celana panjang, karena malu juga diejekin terus,namun tetap pakai Sepatu karet. Saat kami jadi kelas satu, masih bersama-sama, belum ada pembagian jurusan, setelah masuk kelas dua, saat itu adalah pembagian jurusan,yaitu Pasti, Pengetahuan Alam, Sosial dan Budaya, aku masuk PAL, Pengetahuan Alam. Saat kenaikan kelas satu ke dua, ada libur panjang,aku pulang ke Samosir,ingin ketemu Ompungku dan Namboru, dan sekalian mau melihat Cinta Pertamaku KN. Kudengar, setelah lulus SMP kelas tiga dari Medan, dia melanjut di SMA Pangururan, karena ortunya mendapat promosi jadi Kepala Rumah Sakit Umum di Pangururan, walau hanya seorang Mantri, namun pengalamnya telah banyak. Datanglah aku ke Pangururan, rumah mereka di Tajur, saat itu hari Rabu,pas lagi ada Pasar Rabu, aku naik sepeda dari Simarmata ke Pangururan. Aku nekad datangi KN kerumahnya,pas dia lagi nyeterika, rumah itu besar sekali,pekarangannya luas, karena merupakan Rumah Dinas Dokter yang jadi Kepala Rumah Sakit. Karena KN berlagak nggak kenal, biasalah,harga diriku dibanting, saat itu dia lagi mekar-mekarnya,gadis SMA kelas satu, mungkin sudah banyak teman-temannya anak SMA kelas satu,dua dan tiga, dan akupun pulanglah dgn rasa kecewa, namun pantang bagiku menangisi keadaan,he......!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar