Rabu, 02 April 2014

Perjalanan karier tidak selalu mulus .

Pulang dari Medan, melalui Jakarta, aku dan istri menginap satu malam di Mess PLN Embong Trengguli Surabaya, setelah konsultasi sebentar ke kantor PLN Wilayah, posisi saya yang diperbantukan di Bagian Operasi Listrik, masih tetap, namun untuk sementara waktu diperbantukan di PLN Sektor Madiun. Saat itu yang menjadi Pemimpin PLN Wilayah Jawa Timur adalah Ir.Suyudi Surachmad. Kami meneruskan perjalanan ke Madiun, namun sebelumnya mampir di Kampus Fakultas Teknik Elektro ITS, karena ada hal-hal yang harus saya selesaikan karena saya adalah Dosen Tidak Tetap disini. Sampai di Madiun, kami tinggal dirumah dinas pegawai PLN Sektor Madiun. Kemudian aku ditugaskan menjadi Care Taker Kepala Bagian Pemeliharaan di Kantor PLN Sektor Kalikonto, untuk beberapa bulan, dan kami kembali tinggal nginap di Mess PLN Embong Trengguli, kejadian ini sudah pada akhir tahun 1975. Istriku sudah hamil beberapa bulan. Lalu pejabat yang kugantikan sementara balik dari tugas belajarnya,akupun diperbantukanlah paga Kepala PLN Sektor Kalikonto. Kemudian Kepala Transmissi Bangil (dekat Pasuruan) mendapat tugas belajar selama tiga bulan, melalui proses yang berliku-liku, aku ditugaskan lagi menjadi CT Kepala Transmissi Bangil pada PLN Sektor Bangil. Bulan April tahun 1976,tepatnya tanggal 24 April, anak saya yang pertama lahir, jadi setahun lebih sepuluh hari dari hari pernikahan kami. Kami beri dia nama Barita Martin Parluhutan Simarmata. Barita dari Ompungnya (Ayahku), Martin dari Ibunya, Parluhutan dari aku. Setelah bertugas di Transmissi Bangil, saya lalu ditugaskan secara definitif menjadi Kepala Transmissi Surabaya Selatan pada PLN Sektor Kalikonto.Terjadi lagi tantangan besar, Transformatoru 150 KV/ 70 KV terbakar,karena Relaynya tidak bekerja, disebabkan sumber arus searahnya tidak tersedia,ada kesalahan sistim yang berlaku selama ini. Saya diperiksa oleh berbagai pihak, karena dampaknya adanya pemadaman sebahagian daerah Jawa Timur. Tidak terdapat kesalahan pribadi, tapi ada kesalahan sistim yang berlaku selama ini, lalu saya tetap melanjutkan tugas sebagai Kepala Transmissi Surabaya Selatan. Setelah bertugas kira-kira dua tahun di Waru sebagai Kepala Transmissi Surabaya Selatan, anak kami nomor dua lahir,tepatnya tanggal 22 Nopember 1978, kami beri nama Patar Parningotan Simarmata, Patar dari Ompungnya ( Ibuku) dan Parningotan dari Saya, sebagai pertanda akan Kasih Tuhan, saat dia dalam kandungan ibunya, aku harus menjalani operasi batu ginjal, saat itu sudah masuk kategori operasi besar, hampir tiga jam.Kemudian aku mutasi ke kantor PLN Wilayah Jatim, sebagai Kepala Seksi Transmissi dan Gardu Induk. Hanya setahun disini,aku mutasi lagi ke Madiun, menjadi Kepala PLN Sektor Madiun. Madiun bagiku bukan hal baru lagi, karena sudah pernah beberapa bulan sebagai pegawai diperbantukan disana,sekalian berbulan madu.Di Madiun pergaulan menarik, hubungan antara sesama Kepala Instansi sangat baik.PLN Sektor Madiun saat itu membawahi PLTA Golang, PLTA Giringan, PLTA Ngebel dan Transmissi dan Gardu Induk se Karesidenan Madiun, dari GI Manisrejo sampai GI Pacitan.Dua tahun bertugas di Madiun, mutasi lagi ke Surabaya sebagai Kepala Bagian Operasi Distribusi di kantor PLN Wilayah Jatim.Pemimpin PLN Wilayah saat itu adalah Ir.RM.Sajid Budihardjo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar