Kamis, 03 April 2014

Ompungku dan Bapakku kembali ke PenciptaNya dalam Mutasi.

Saat aku bertugas di PLN Sektor Madiun, Tuhan memanggil kembali Ompungku, Ompu Berlin Simarmata. Usianya sudah sangat renta, mungkin hampir seratus tahun. Seluruh keluarga besar, sudah pada mulai ngumpul di kampung kami, Lumbanbolak-Galungan. Kejadian ini kira-kira bulan Pebruari 1982. Karena secara adat Batak, Ompungku dianggap sudah pantas dipestakan,karena aku panggoarinya saja,sudah punya anak, jadi Ompungku sudah banyak punya cucu dan cicit. Aku pulang ke Sumut, dari Madiun naik kereta api ke Jakarta,lalu dari Jakarta naik pesawat ke Medan, dan seterusnya bergabung dengan keluarga di Samosir, semua sudah siap, tinggal menunggu aku saja. Mulai malamnya Gondang dimulai, dan besoknya acara di halaman, sesuai dengan adat istiadat. Malamnya ada acara adat lagi,lalu besoknya mulai pada berpulangan ke tempat masing-masing. Entah kenapa Ayahku ngantarkan aku sampai ke Tebingtinggi, mungkin dia ingin bicara lebih mendalam dalam berbagai hal. Dia bawa juga tongkat yang selama ini dipakai Ompungku, sekarang tongkat itu ada padaku. Kami berpisah di Tebing, aku ke Medan langsung ke Jakarta dan Surabaya,lalu ke Madiun, sementara bapakku balik ke Samosir untuk menyelesaikan berbagai hal. Setelah aku sampai di Madiun, beberapa bulan kemudian ada khabar, aku dimutasikan ke kantor PLN Wilayah Jatim, sebagai Kepala Bagian Operasi Distribusi . Saya digantikan oleh Ir.Djuwarno, seorang Sarjana Teknik dari ITS. Kami di Surabaya menempati rumah dinas PLN di Jalan Tidar,rumahnya hampir sama besarnya dengan rumah dinas PLN,yang dijalan Thamrin no.4 Madiun. Baru saja aku bertugas di kantor PLN Jatim, datang berita mendadak, Ayahku kena serangan jantung, kejadian ini sekitar bulan Nopember 1982.Iparku Ir.J.Sagala yg mendapat informasi dari Tebing, lalu menelponku ke Surabaya. Tentu saja aku bingung, bercampur sedih,rupanya pertemuan kami pada bulan Pebruari yg lalu, pada saat Ompungku meninggal, dalam acara pesta siang hari itu,aku dan bapakku menari bersama, semua terjadi secara spontan belaka.Maka kamipun segera bergegas mengurus segala keperluan yg dibutuhkan untuk pulang itu. Istriku yang dalam keadaan hamil, pulang pada malam harinya,karena kontrol dulu ke dokter, maksudku aku pulang pagi hari, dari Surabaya ke Jakarta,langsung ke Medan, sedang istri sore hari ke Jakarta dan malamnya ke Medan. Aku ketemuan dengan kedua iparku di Kemayoran Jakarta, lalu selanjutnya kami pulang bersama ke Medan dan selanjutnya ke Tebing. Seluruh acara adat dan pemakaman Ayahku berlangsung baik, ada acara adat Margondang, lalu dibawa ke Gereja HKBP Kotabaru Tebingtinggi,selanjutnya ke pemakaman Kristen di Tebingtinggi. Kemudian hari Tulang Belulang Ayahku ini kami pindahkan ke makam keluarga dekat Rumah yang dibangun oleh Ayahanda di dekat jalan Raya di Galungan. Setelah selesai semua urusan adat di Tebingtinggi, kami kembali ke tempat kerja masing-masing. Sementara Ibu kami masih di Tebingtinggi, sambil menunggu hatinya berkenaan. Akupun kembali bertugas di kantor PLN Wilayah Jatim. Terdengar khabar akan ada lagi mutasi, sehubungan dengan adanya pembagian kantor Wilayah Jatim,menjadi dua yaitu PLN Distribusi Jatim dan PLN Pembangkit dan Penyaluran Jawa Bagian Timur. Tak lama, hanya beberapa bulan saja aku bertugas sebagai Kepala Operasi Distribusi,lalu menjadi Kepala PLN Sektor Kalikonto pada PLN KJT. Bagiku bertugas di PLN Sektor Kalikonto adalah hal yang biasa,karena sudah lama aku mengenal area dan orang-orangnya,yang kuganti adalah mantan atasan saya bpk Soepardi BEE,PLN Sektor Kalikonto membawahi seluruh Gardu Induk dan Transmissi yang ada di Jawa Timur dikurangi yang ada di Karesidenan Madiun,alias Sektor Madiun, ditambah PLTA Mendalan, PLTA Siman dan PLTA Selorejo. Hampir sama dengan PLN Sektor Madiun,hanya volume kerjanya saja yang jauh lebih besar. Kalau di Madiun jumlah pegawai hanya sekitar dua ratus orang, maka di PLN Sektor Kalikonto hampir seribu orang. Permasalahannya hampir sama saja. Selama di PLN Sektor Kalikonto saya mendapat kesempatan mengikuti kursus Relay dan Proteksi di ASEA Swedia pada tahun 1985, teringat pada tahun 1978, saat saya menjadi Kepala Transmissi Surabaya Selatan PLN Sektor Kalikonto mendapat kesempatan kursus Relay dan Proteksi juga di BBC,Swiss.Hampir sama, makanya tidak heran kalau kemudian hari kedua perusaan ini digabung menjadi Satu, dengan nama ABB, gabungan dari ASEA
dan BBC. Selesai tugas dari luar negeri, aku dapat informasi akan dimutasikan ke PLN Wilayah Sumut, sebagai Deputy Pemimpin Bidang Perencanaan PLN Wilayah Sumut. Saat aku sebagai Kepala Operasi Distribusi PLN Jatim,lahirlah anakku nomor tiga namanya Parulian Simarmata, diyakini dia menggantikan Ompungnya, Ayahku yang meninggal dua bulan sebelumnya,karena Parulian lahir tanggal 19 Januari 1983. Kemudian anak keempat ,atau putri tunggalku,lahir pada saat aku bertugas keluar negeri, dan kota tempat kami bertugas di Swedia kuabadikan yaitu Ludvika, nama lengkapnya menjadi Maria Oktofany Ludvika boru Simarmata. Kini aku mempersiapkan diri untuk bertugas di Medan, setelah bertugas sebagai Kepala Sektor Kalikonto selama tiga setengah tahun. Tuhan yang akan membimbingku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar